<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d8008527874280205625\x26blogName\x3dcerita+che\x27wani\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLACK\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://chewani.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://chewani.blogspot.com/\x26vt\x3d-7959652373651749647', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
30.7.09 10:00 PM

Kata kak, dia biru, tidak merah.

Kata kak lagi, sekarang dia kuning.




Tiga hari lepas, dia belum ada nama.

Hari ini, ingin aku ucapkan;

selamat melihat dunia Muhammad Zahran Aziz.

(Tak lama lagi, dengan izin Tuhan, kau pun akan belajar mengenal dunia.)


-che'wani-


9:24 PM

Selalu aku tuliskan di buku langit Serian ini biru.

Tapi kelmarin ia merah.

Dan hari ini kelabu.


Buat pertama kali dalam sejarah hidup aku di Bumi Kenyalang selama setengah tahun ini, aku terasa mahu pulang;

dan meninggalkan segala hutan, kebun, gunung, bukit, sungai, air terjun, padang, bintang, bulan dan matahari yang kononnya aku cinta itu. Meninggalkan sekolah dan anak-anak pribumi yang manis-manis yang kononnya aku sangat sayang itu.

Konon?



Orang yang tidak mahu memahami aku atau aku sebenarnya yang sengaja tidak mempedulikan orang?


[Air mata aku sebenarnya sudah lama kemarau.]


-che'wani-


15.7.09 9:28 PM

Yang mana dulu mahu aku ceritakan?


Tentang langit Serian yang waktu mula-mula aku sampai dulu tidak mahu berhenti menurunkan hujan hingga melimpahi bumi dan sekarang ini awan-awan yang melintas hanya mahu lalu malu-malu dan terus membawa titis-titis air itu pergi ke sebalik bukit hingga sungai tempat aku selalu bermain itu pun kering dan air menjadi nikmat Tuhan yang lebih disyukuri.


Tentang John murid tahun lima yang sepet matanya dan nakal tapi manja yang buku kehadirannya di tahun empat bertanda kosong hampir sepanjang tahun sekarang ini sudah dua minggu tidak hadir ke sekolah dan entah bila lagi akan hadir hingga aku merasa tercalar di hati lebih-lebih lagi bila guru lain tidak ambil peduli.


Tentang malam-malam aku menumpang di rumah anak-anak Iban yang selalu-selalu menjadi kawan dan pengubat kesunyian itu merasa hidup yang tak pernah aku lalui dan belajar mengerti kita takkan dapat memahami hati manusia lain kecuali kita sendiri dipilih Tuhan untuk menjalani hidup seperti itu dan sebab aku tak pernah merasainya lalu aku pun sering tidak mengerti.


Tentang kekanda dan soal hati juga janji-janji hari lampau yang sebahagiannya tidak lagi aku ingati atau sudah malas mahu terlalu peduli dan soal hari-hari depan yang memang sentiasa penuh dengan ketidakpastian pun begitu aku masih belum jemu untuk terus hidup dengan harapan dan masih juga menanti.


Tentang Rano yang senyumnya akhir-akhir ini menjadi lebih manis dan tangisnya yang sekarang ini menjadi lebih pilu itukah?


Atau tentang hidup sendiri yang mendesak lalu aku yang sekarang ini sudah ada harta yang buat orang-orang di sekitar aku merasa aku kaya dan boleh ke mana saja sebaliknya aku pula merasa miskin dan tidak tahu mahu ke mana.


Nantilah. Di suatu hari, aku akan ceritakan.


-che'wani-


-waktu malaya-



-che'wani-

23 Mac 1983
Kuala Lumpur

perempuan
melayu
terakhir

-coret coret-

~Perjalanan Yang Jauh~


Jauh di seberang sana masih tidak kelihatan,
Walaupun telah lama kuredahi denai beronak duri ini,
Usah lagi dikira parut luka dan calar di atas tubuhku,
Tidak sekelumit pun bara cita-citaku kan padam.


Mana dia? Mana dia penghujung perjalanan ini?
Telah kuredah dan tempuh masih belum temui,
Tegukan kejayaan cuma menghilangkan sekelumit dahaga,
Sedangkan haus yang kurasa makin menyala-nyala.


Aku menukar dari satu jalan ke jalan lain,
Namun telah kupastikan dulu ia lurus tidak berliku,
Namun samada di sana atau di sini,
Duri tajam tetap menembusi tubuhku.


Apa kau kira jalanmu kan lebih mudah?
Ditendang digoncang takkan goyah?
Tidak! Nescaya jalanmu kan lebih berliku,
Teruskanlah asal jangan jatuh selalu.


Jauh lagi perjalanan kita,
Entah separuh pun masih belum tiba,
Aku belum tamat dan begitu juga dirimu,
Namun kuharap kita kan tetap bertemu,
Di penghujung rindu..



Muhsin Ramli,
11 Feb 1999.



-cakap cakap-






-catatan-

"Because you a teacher, you must also be a lifelong student."

"Touch your students' heart, and you will win their minds."

"Be kind to your students and they will learn kindness."

"Things never go so well that one should have no fear nor so ill that one should have no hope."